Senin, 24 Juni 2013

Izinkan aku mencintaimu

Hujan hari itu turun dengan derasnya,di sebuah SMP tampak beberapa siswa tengah berteduh sambil menunggu hujan reda,terlihat 3 orang siswa yang tengah bercanda sambil menunggu hujan reda “ Duh hujannya kok nggak terang sih ?” “ Sabar kenapa Pak ?” “ Iya nih si Iraz gak sabaran banget.” “ Nathan,Christy,bukannya gue gak sabaran,masalahnya gue udah laper,pengen makan.” Nggak lama kemudian hujan pun reda,mereka bertiga segera menuju ke tempat parkir sepeda,saking asyiknya mengendarai sepeda,tanpa sengaja Iraz menerjang tanah berlumpur,sehingga Lumpur itu mengenai baju Christy,pacarnya “ Ups, maaf,aku nggak sengaja,sini aku bersihkan.”kata Iraz Iraz membersihkan baju Christy,dan Nathan melihatnya dengan tampang yang sepertinya kurang suka dengan perlakuan Iraz Menjelang sore,Iraz baru sampai di depan rumah,setelah memarkir sepedanya,Iraz masuk ke dalam rumah “ Dari mana kamu,jam segini kok baru pulang ?” tanya papanya “ Nunggu hujan pa,soalnya tadi hujannya deres banget” “ Raz ada yang perlu papa bicarakan sama kamu.” “ Tentang apa pa ?” tanya Iraz “ Sepertinya kita harus pindah ke Bandung.” “ Kenapa pa ?” “ Papa ditugaskan untuk bekerja di sana.” Iraz kaget dengan kata-kata papanya,dia nggak mau pindah ke Bandung Di sekolah Iraz terlihat murung dan nggak seperti biasanya “ Kenapa lo ?” tanya Nathan “ gue harus pindah ke Bandung,tapi gue nggak mau ninggalin kalian.” “ Serius lo ? kapan lo berangkat ?” “ Mungkin minggu depan gue berangkat ke sana Than.” Iraz pun berangkat ke Bandung,sebelum itu dia berpamitan ke temannya “ Hati-hati ya,inget kalau suatu saat lo balik lagi jangan lupa mampir ke tempat kita.” “ Pasti lah,gue gak akan lupa.” Jawab Iraz Hari berganti dengan cepat,nggak terasa,kini Iraz sudah berumur 21 tahun,dia bekerja sebagai penyiar radio “ Anak kita sekarang sudah berumur 21 tahun pa,nggak kerasa ya pa.” kata mamanya “ Iya ma,tapi papa khawatir sama dia ma.” “ Khawatir kenapa pa ?” “ Ma,mama inget nggak waktu Iraz masuk Rumah Sakit ? Dokter mengatakan kalau Iraz menderita radang otak.” “ Emang kenapa pa ?” “ Dokter mengatakan kalau usia Iraz hanya sampai usia 21 tahun saja.” Kata papanya “ Umur gue nggak akan lama lagi.” Gumam Iraz Kemudian dia turun untuk menemui papa mamanya “ Pa,ma Iraz boleh minta izin nggak ?” “ Papa,mama kan tahu kalau umur Iraz nggak akan lama,nah mumpung masih ada kesempatan,Iraz pengen balik ke Jakarta lagi Iraz pun berangkat ke Jakarta,papa mamanya ngantar dia sampai ke Bandara “ Jaga diri kamu baik-baik.” Pesan papanya Sesampainya di Jakarta,Iraz menuju ke rumah Christy,dia mengetuk pintu “ Maaf bisa ketemu sama Christy ?” tanya Iraz “ Oh bisa,sebentar ya Mas,silahkan duduk.” Nggak lama kemudian Christy keluar “ Iraz…., ya ampun aku kangen sama kamu.” “ Sama,aku juga Christ,kamu makin cantik aja.” “ Gimana, apa cita-citamu jadi Dokter udah keturutan ?” “ Nggak,Ty,waktu aku ikut tes masuk ke fakultas kedokteran,aku gagal.” “ Terus kamu kerja apa sekarang ?” “ Aku sekarang jadi penyiar radio.” “ Kamu kesini sama orang tua kamu ?” “ Nggak,papa-mamaku tetep di Bandung,jadi aku kos disini.” “ Emm,gitu,oh ya aku punya sesuatu nih.” Christy mengambil sebuah kertas “ Apaan nih ?” “ Ini,ada radio yang lagi cari penyiar baru,kamu coba aja barangkali kamu bisa masuk.” Iraz menbaca formulir itu,sehari kemudian dia mencoba untuk melamar kerja,dia akhirnya bisa masuk ke radio itu,dan hari ini adalah hari pertama dia siaran,nggak nyangka dia bertemu dengan Nathan “Broo,gue kangen sama lo.” Kata Nathan “ Wah ternyata lo juga kerja di sini,Nat,gue mau cerita ke lo.” Ujar Iraz “ Tentang apa Raz ? gue pasti dengerin kok.” “ Gue punya penyakit radang otak.” “ Hah ??? serius lo ?” teriak Nathan “ Ssst…. Jangan keras-keras,gue nggak mau kalau yang lain tahu.” Iraz menempelkan jarinya ke bibir Nathan “ Ok,ok,sekarang lo terusin cerita lo.” “ Hidup gue nggak akan lama lagi sob,tolong jagain Christy ya,kalau gue udah nggak ada” “ Ngomong apaan sih lo ? jangan ngaco deh.” Udah seminggu ini Iraz kerja di radio itu,saat dia akan berangkat kerja,dia merasa pusing “ Nggak,gue nggak boleh izin,hari ini gue harus masuk kerja.” Iraz berjalan melewati lorong di kantornya,dia berdiri untuk mengambil air,namun Iraz merasa nggak kuat dan pingsan “ Dimana gue ?” tanya Iraz “ Lo ada di Rumah Sakit Raz,tadi lo pingsan.” Kata Nathan “ Gue nggak boleh ada disini,gue nggak mau kalau Christy tahu.” Iraz melepas selang infus yang ada di tangannya “ Raz,lo belum sembuh,mau kemana lo ?” Seminggu kemudian Iraz ngajak Christy ke tempat mereka biasa nongkrong sewaktu SMP dulu “Pemandangannya bagus banget,lihat deh.” Kata Christy “ Iya Christ,bagus banget.” “ Kamu masih inget nggak waktu dulu,kita sering lari-lari disini,sekarang kita lari kayak dulu lagi yuk.” Mereka berlari,disaat itulah Iraz merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya,karena nggak kuat dia pingsan “ Raz,kamu dimana ? ayo tangkap aku.” Kata Christy “ Duh,ni anak emang nyebelin deh,kemana sih dia ?” pikir Christy Christy berusaha mencari dimana keberadaan Iraz,namun dia terkejut “Irazz !!!! kamu kenapa ?” tanyanya saat melihat Iraz pingsan Christy kebingungan,dia meminta tolong ke orang-orang di sekitarnya,mereka membawa Iraz ke Rumah Sakit “ Gimana kondisi Iraz Dok ?” tanya Christy “ Kondisinya kritis,penyakitnya udah menyebar ke seluruh tubuh.” Christy menuju ke ruang tempat Iraz dirawat,kondisi Iraz sungguh memprihatinkan,berbagai alat medis terpasang di seluruh tubuhnya “ Saat ini Iraz masih berada dalam kondisi koma,hidupnya sangat tergantung dengan alat-alat itu Mbak.” Kata Dokter “ Tuhan,apa yang harus kulakukan ?” pikir Christy “ Christ. Panggil Nathan. Gimana kondisi Iraz ?” “ Dia kritis Than,gue nggak sanggup lihat dia.” Isak Christy “ Christ,lo kasih tahu Om sama Tante.” Kata Nathan “ Udah Than,gue udah kasih tahu,mungkin besok mereka baru nyampe di Jakarta” Besoknya kedua orangtua Iraz udah sampai di Jakarta,mereka langsung menuju ke ruang ICU “ Apa yang terjadi sama kamu Raz ? Christ,bisa kamu ceritakan kenapa ini bisa terjadi ?” “ Sebenernya nggak ada apa-apa Tante,saya sama Iraz jalan seperti biasa,tahu-tahu Iraz jatuh dan nggak sadar.” Lalu Dokter menghampiri mereka “ Apa benar Bapak dan Ibu orang tuanya Iraz ?” “ Iya Dok,ada perlu apa ya ? “ Ada yang ingin saya bicarakan,mari ikut ke ruangan saya.” Mereka masuk ke ruangan Dokter “ Saat ini kondisi Iraz sangat kritis,saya khawatir dia nggak akan bisa bertahan hidup,hidupnya tergantung pada alat-alat bantu itu.” “ Dokter nggak bisa melakukan operasi?” “ Operasi sangat beresiko besar,apalagi kalau melihat kondisi Iraz.” “ Tapi apakah perawatannya bisa dilakukan dengan rawat jalan ? soalnya kami nggak bisa lama-lama di Jakarta.” “ Maaf,perawatan jalan nggak mungkin bisa kami lakukan,karena kondisi Iraz yang sangat lemah.” “ Mungkin kami akan membawa dia ke Bandung.” “ Ya kalau menurut Bapak itu adalah yang terbaik,saya tidak bisa menghalanginya.” Mereka keluar dari ruangan Dokter “ Mama nggak mau berpisah dari Iraz pa.” “ Mama tenang aja,kita rawat Iraz di rumah,papa akan panggilkan Dokter yang terbaik buat dia.” Setelah tiba dari Rumah Sakit,mamanya masuk ke kamar Iraz “ Mama sayang sama kamu nak,mama nggak mau kehilangan kamu.” Dinginnya malam di kota Bandung terasa menusuk tulang,mama Iraz pun menutupi sebagian tubuh Iraz dengan selimut “ Christy kamu dimana ?” erang Iraz yang membuat mamanya terbangun “ Kenapa sayang ? mama disini nak.” “ Aku pengen ketemu kamu.” “ Kenapa dia ma ?” tanya papanya “ Dia mengigau pa,dia pengen ketemu sama Christy,mama telpon Christy ya ?” “ Jangan ma ini udah malam,besok aja,sekalian suruh aja Christy ke sini.” “ Christ,kamu dimana ? aku mau kamu temenin aku.” “ Udah Raz,sekarang kamu tenang dulu ya,besok Christy pasti ke sini kok.” Paginya Dokter datang dan memeriksa kondisi Iraz,saat itu juga mamanya menyuruh Cristy untuk datang,Christy membelai rambut Iraz yang terbaring koma “ Kamu harus sembuh Raz,aishiteru.” Bisik Christy Airmata mengalir dari mata Iraz yang masih terpejam,dan Christy pun mencium kening Iraz “ Tuhan,sampai kapan harus seperti ini terus ?” gumam Christy Akhirnya Iraz menghembuskan nafas terakhirnya,seminggu setelah pemakaman Iraz,Nathan menemukan sebuah surat di laci meja Iraz,Nathan membacanya “ Than,lewat surat ini gue pengen minta tolong sama lo,tolong jagain Christy,gue tahu lo sebenernya juga suka sama Christy,jangan buat dia sedih karena kepergian gue,Than gue titip Christy ya Iraz Setelah membaca surat itu, Nathan teringat akan masa lalunya bersama Iraz “ Oke Raz,gue janji,gue akan selalu jagain Christy sampai kapanpun.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar